Karakteristik Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki beragam karakter yang unik. Tentunya karakter mereka tidak akan sama satu sama lain, baik dari segi minat, bakat, motivasi, daya serap, tingkat perkembangan, tingkat inteligensi, dan perkembangan sosialnya. Karakter dalam diri setiap peserta didik sebenarnya terbentuk secara tidak lansung dari proses pembelajaran yang dilaluinya. Peserta didik memiliki karakteristik yang hampir sama terutama jika dilihat dari tugas perkembangan individunya.
Tugas kita sebagai seorang guru tentunya harus memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik meliputi perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan perkembangan kognitif. Pemahaman mengenai perkembangan peserta didik sangat diperlukan bagi seorang guru dalam merancang pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Teori Perkembangan
Terdapat beberapa teori perkembangan yang sering digunakan sebagai acuan dalam bidang pendidikan seperti berikut ini.
1. Jean Jacques Rousseau
Jean Jacques Rousseau merupakan ahli pendidikan beraliran liberal yang menjadi pendorong pembelajaran discovery. Menurut Rousseau, perkembangan anak dibagi menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Masa Bayi/Infancy
Menurut Rousseau, usia antara 0 - 2 tahun merupakan masa perkembangan fisik. Pada rentang usia tersebut, pertumbuhan fisik lebih dominan daripada perkembangan aspek lainnya.
b. Masa Anak/Childhood
Pada masa ini disebut masa perkembangan manusia primitif. Masa anak terjadi pada usia 1 - 12 tahun. Di usia tersebut, aspek lain mulai berkembang, misalnya kemampuan berbicara, berfikir, intelektual, dan moral.
c. Masa Remaja Awal/Pubescence
Masa ini terjadi pada usia 12 - 15. Masa tersebut biasanya ditandai dengan perkembangan intelektual anak sangat dominan. Oleh karena itu, anak mulai kritis menanggapi suatu ide atau pengetahuan orang lain. Pada masa ini, anak mulai belajar menemukan tujuan-tujuan dan keinginannya untuk memperoleh kebahagiaan. Masa ini juga disebut sebagai masa bertualang.
d. Masa Remaja/Adolescence
Masa ini terjadi di usia 15 - 25 tahun. Pada masa ini, kehidupan anak diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat. Oleh karena itu, anak mulai tertarik pada lawan jenis. Disamping itu, anak mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan pola tingkah laku yang bernilai moral. Anak juga mulai belajar memikirkan kepentingan sosial dan kepentingan pribadi. Masa ini juga disebut masa hidup sebagai manusa beradab.
2. Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang pakar biologi yang berasal dari Swiss (1987-1980). Teori-teori Piaget terbentuk dari hasil pengamatannya terhadap tiga anak kandungnya. Kebanyakan teori berdasarkan hasil pembicaraannya dengan ank atau diantara anak-anaknay. Pokok kajian Piaget yaitu pada aspek perkembangan kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut :
a. Tahap Sensorimotorik
Tahap ini dimulai pada usia 0 - 2 tahun. Kemampuan kognitif anak masih berpusat pada aspek alat indra (sensori) dangerak (motorik). Dalam hali ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan melalui alat indra dan lingkungannya. Pada tahap ini ditetapkan hubungan antara pengalaman dan tindakan.
b. Tahap Praoperasional
Tahap Praoperasional ini disebut juga dengan masa intuitif terjadi ketika anak berusia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi hal diluar dirinya. Anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus dari luar, tetapi masih terbatas. Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, pemikirannya masih statis, belyum dapat berfikir abstrak, serta kemampuan persepsi waktu dan ruang terbatas.
Cara berifikir anak pada tahap ini ditandai dengan ciri-ciri:
- Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau deduktif, tetapi tidak logis.
- Ketidakjelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebab-akibat secara tidak logis.
- Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya.
- Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia.
- Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau didengar.
- Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari persoalan yang di hadapinya.
- Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya.
- Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya.