Model Pembelajaran Discovery Learning
Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery Learning merupakan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan baru melalui eksplorasi dan penemuan mandiri. Dalam model ini, guru bertindak sebagai fasilitator atau pengarah pembelajaran, sedangkan peserta didik secara aktif terlibat dalam menggali, menemukan, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Berikut adalah pengertian model pembelajaran Discovery Learning menurut beberapa ahli:
- Jerome Bruner, seorang psikolog dan ahli pendidikan terkenal, memperkenalkan konsep pembelajaran konstruktivis dan Discovery Learning. Menurut Bruner (1961), Model Pembelajaran Discovery Learning merupakan proses di mana peserta didik secara aktif terlibat dalam mengonstruksi pengetahuan baru melalui eksplorasi, penemuan, dan pengalaman langsung.
- Menurut Kolb (1984), Discovery Learning melibatkan refleksi pada pengalaman, penemuan melalui percobaan, dan pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman langsung.
- Menurut Papert (1991), peserta didik belajar dengan cara aktif membuat objek nyata atau karya-karya dalam proses belajar, dan melalui eksplorasi dan percobaan mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.
- Pemberian rangsangan (stimulation): Langkah pertama dalam Discovery Learning adalah memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk membangkitkan minat dan motivasi mereka terhadap topik atau masalah yang akan dipelajari. Rangsangan ini dapat berupa cerita, pertanyaan menarik, gambar, video, atau situasi dunia nyata yang relevan.
- Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement): Peserta didik diperkenalkan pada masalah atau pertanyaan yang menantang yang perlu mereka pecahkan atau jawab melalui eksplorasi dan penemuan mandiri. Pernyataan masalah harus jelas dan mengarahkan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang diinginkan.
- Pengumpulan data (data collection): Peserta didik mulai mengumpulkan data dan informasi yang relevan terkait dengan masalah atau pertanyaan yang diajukan. Mereka dapat menggunakan berbagai sumber, seperti buku teks, sumber online, eksperimen, observasi, wawancara, atau pengumpulan data lapangan.
- Pengolahan data (data processing): Peserta didik menganalisis dan memproses data yang telah mereka kumpulkan. Mereka melakukan pemodelan, pengorganisasian, dan penyortiran data untuk mencari pola, hubungan, atau kemungkinan solusi terhadap masalah yang ada.
- Pembuktian (verification): Peserta didik menguji dan memvalidasi temuan mereka melalui eksperimen, percobaan, atau pengujian hipotesis. Mereka melihat apakah solusi atau temuan mereka konsisten dengan data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya.
- Menarik simpulan/generalisasi (generalization): Peserta didik menarik simpulan atau generalisasi berdasarkan temuan dan hasil pembelajaran mereka. Mereka menyimpulkan jawaban atau solusi yang ditemukan, dan memperluas pemahaman mereka ke dalam konsep yang lebih luas atau situasi yang serupa.
- Mendorong keterlibatan aktif: Discovery Learning mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam eksplorasi, penemuan, dan konstruksi pengetahuan. Ini membantu membangun motivasi intrinsik dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
- Pengembangan keterampilan kognitif: Model ini membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan analisis data. Peserta didik diajak untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam situasi nyata, yang memperkuat pemahaman dan pengalaman belajar mereka.
- Memperkuat pemahaman yang mendalam: Dalam Discovery Learning, peserta didik berperan aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Proses eksplorasi dan penemuan mandiri memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan berkelanjutan karena peserta didik secara aktif terlibat dalam membangun koneksi dan hubungan antara konsep-konsep yang mereka pelajari.
- Pembelajaran kontekstual: Dalam Discovery Learning, peserta didik diperkenalkan pada situasi atau masalah yang relevan dengan dunia nyata. Hal ini membantu peserta didik untuk melihat keterkaitan antara pembelajaran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Waktu yang lebih lama: Discovery Learning mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lebih terarah. Proses eksplorasi, penemuan, dan refleksi membutuhkan waktu tambahan, yang dapat menjadi tantangan dalam menyelesaikan materi pelajaran secara komprehensif.
- Membutuhkan keterampilan guru yang efektif: Guru perlu memiliki keterampilan yang efektif dalam memfasilitasi pembelajaran Discovery Learning. Mereka harus dapat mengarahkan peserta didik dengan baik, memberikan bimbingan yang diperlukan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Dukungan yang tepat: Peserta didik mungkin membutuhkan bantuan dan dukungan yang tepat dari guru selama proses Discovery Learning. Meskipun penting untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik, tetapi adanya panduan dan arahan yang diperlukan agar peserta didik tidak tersesat dalam proses eksplorasi.
- Tantangan evaluasi: Evaluasi dalam Discovery Learning dapat menjadi tantangan. Mengevaluasi pemahaman peserta didik secara holistik dan menyeluruh mungkin lebih rumit daripada pengukuran ketercapaian dalam metode pembelajaran yang lebih terstruktur.
- Menyesuaikan kurikulum: Pastikan bahwa materi pelajaran dan tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka sesuai dengan pendekatan Discovery Learning. Materi pelajaran harus memungkinkan peserta didik untuk melakukan eksplorasi, penemuan, dan pemecahan masalah secara mandiri.
- Memfasilitasi kemandirian: Guru perlu menjadi fasilitator pembelajaran yang mendukung peserta didik dalam mengembangkan kemandirian mereka. Dorong peserta didik untuk mengidentifikasi topik atau masalah yang menarik bagi mereka, membantu mereka dalam merencanakan eksplorasi, dan memberikan arahan yang diperlukan selama proses pembelajaran.
- Memberikan kebebasan eksplorasi: Dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik memiliki kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran. Guru perlu memberikan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi, melakukan penemuan, dan mengambil inisiatif dalam mengembangkan pemahaman mereka.
- Menyediakan sumber daya yang relevan: Pastikan tersedia sumber daya yang diperlukan bagi peserta didik untuk melakukan eksplorasi dan penemuan. Ini dapat mencakup buku, materi online, peralatan eksperimen, atau sumber daya lain yang relevan dengan topik atau masalah yang dipelajari.
- Evaluasi formatif yang sesuai: Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi dilakukan secara formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik dan mendukung proses pembelajaran. Gunakan metode evaluasi yang sesuai untuk mengukur pemahaman dan kemajuan peserta didik dalam konteks Discovery Learning
Referensi:
Bruner, J. S. 1961. The act of discovery. Harvard Educational Review, 31(1), 21-32
Kolb, D. A. 1984. Experiential learning: Experience as the source of learning and development. Prentice-Hall.
Papert, S. 1991. Situating constructionism. In I. Harel & S. Papert (Eds.), Constructionism (pp. 1-11). Ablex Publishing.