Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam psikologi dan pendidikan yang menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi aktif antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Konstruktivisme menganggap bahwa individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui proses kognitif internal, bukan hanya menerima informasi secara pasif dari luar.
Berikut adalah pengertian teori belajar konstruktivisme menurut beberapa ahli terkemuka:
- Jean Piaget: Menurut Piaget (1973), konstruktivisme adalah teori yang berfokus pada konstruksi pengetahuan melalui interaksi aktif antara individu dengan lingkungan fisik dan sosial mereka. Proses ini melibatkan asimilasi, yaitu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, serta akomodasi, yaitu mengubah pengetahuan yang ada untuk mengakomodasi informasi baru.
- Lev Vygotsky: Vygotsky (1978) menyatakan bahwa konstruktivisme sosial merupakan dasar pembelajaran dan perkembangan kognitif. Menurutnya, individu belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain, yang melibatkan proses seperti kolaborasi, diskusi, dan pemecahan masalah bersama. Zona perkembangan proksimal juga merupakan konsep kunci dalam teorinya, yang mengacu pada perbedaan antara kemampuan seorang individu untuk menyelesaikan tugas secara mandiri dan potensinya untuk menyelesaikan tugas dengan bantuan orang lain.
- Jerome Bruner: Bruner (!966) berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana individu membangun pengetahuan melalui tiga tahap: enaktif (pembelajaran melalui tindakan langsung), ikonik (pembelajaran melalui representasi visual), dan simbolik (pembelajaran melalui bahasa dan simbol). Menurut Bruner, guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan lingkungan yang merangsang dan menyediakan materi yang relevan.
- Pembelajaran berarti menciptakan makna. Siswa menciptakan makna dari pengalaman mereka dalam melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami sesuatu. Pembentukan makna ini dipengaruhi oleh pemahaman yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
- Pembentukan makna adalah proses yang terus berlanjut sepanjang hidup.
- Pembelajaran bukanlah sekadar mengumpulkan fakta, melainkan lebih fokus pada pengembangan pemikiran dan ide-ide baru. Pembelajaran bukanlah hasil dari perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu sendiri. Ini merupakan proses dimana pemikiran seseorang terus berkembang, menuntun pada penemuan dan penyusunan kembali pemahaman mereka.
- Proses pembelajaran yang sebenarnya terjadi saat seseorang mengalami ketidakseimbangan dalam skema atau pemahaman mereka, yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan ini adalah situasi yang baik untuk pembelajaran.
- Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pengalaman belajar siswa dengan dunia fisik dan lingkungan sekitar mereka.
- Hasil pembelajaran siswa bergantung pada pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya.
- Siswa merupakan pembangun pengetahuan sendiri.
- Pengetahuan tidak dapat ditransfer langsung dari guru ke siswa, kecuali jika siswa secara aktif terlibat dalam proses penalaran.
- Siswa aktif dalam melakukan konstruksi pengetahuan secara berkelanjutan, sehingga terjadi perubahan terus-menerus dalam konsep-konsep ilmiah.
- Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan bimbingan dan menciptakan situasi yang mendukung agar proses konstruksi berjalan dengan baik.
- Pembelajaran melibatkan masalah-masalah yang relevan bagi siswa.
- Struktur pembelajaran difokuskan pada konsep utama dengan pentingnya mengajukan pertanyaan.
- Menggali dan mengevaluasi pendapat siswa.
- Menyesuaikan kurikulum untuk merespons pemahaman siswa.
- Pemfokusan pada Pembelajaran Aktif: Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi, diskusi, pemecahan masalah, dan proyek kolaboratif.
- Penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah: Pendekatan berbasis masalah menjadi penting dalam pembelajaran konstruktivisme. Guru menciptakan situasi belajar yang menantang siswa dengan masalah nyata yang relevan bagi mereka. Hal ini mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan baru melalui eksplorasi, penalaran, dan pemecahan masalah.
- Lingkungan Pembelajaran Kolaboratif: Teori konstruktivisme menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Lingkungan pembelajaran yang mendukung kolaborasi, seperti diskusi kelompok, proyek tim, atau kegiatan berpasangan, mendorong siswa untuk berbagi ide, membangun pengetahuan bersama, dan saling belajar dari pengalaman satu sama lain.
- Penilaian Berbasis Kinerja: Dalam pembelajaran konstruktivisme, penilaian tidak hanya berfokus pada pengetahuan faktual, tetapi juga pada kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan menerapkan pengetahuan tersebut. Penilaian berbasis kinerja, seperti proyek, presentasi, atau portofolio, digunakan untuk mengevaluasi pemahaman dan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dalam konteks yang relevan.
- Individualisasi Pembelajaran: Setiap siswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan pemahaman yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan individualisasi pembelajaran menjadi penting dalam konstruktivisme. Guru perlu memahami perbedaan individual siswa dan menyediakan kesempatan yang sesuai untuk siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
- Refleksi dan Metakognisi: Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk merefleksikan pemahaman mereka, mengidentifikasi kesenjangan dalam pemahaman mereka, dan mengembangkan kesadaran diri tentang proses pembelajaran. Metakognisi, atau pemahaman tentang bagaimana siswa belajar dan memahami, menjadi penting dalam membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
Referensi:
Bruner, J. S. (1966). Toward a theory of instruction. Harvard University Press.
Piaget, J. (1973). To understand is to invent: The future of education. Grossman Publishers.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.
Wahab, G. D., & Rosnawati, R. (2021). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa Barat: Penerbit Adab.