Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teks Eksplanasi: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Jenis dan Contoh

Definisi Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. 

Tujuan teks eksplanasi adalah untuk memberikan pemahaman secara detail dan jelas agar para pembaca menjadi paham atau mengerti mengenai fenomena yang terjadi sekaligus menambah wawasan pembaca.

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bersifat informatif dan faktual, yaitu berdasarkan data atau fakta yang dapat dipercaya dan dibuktikan.
  • Menggunakan bahasa baku dan formal, yaitu sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan tidak menggunakan bahasa sehari-hari atau slang.
  • Menggunakan kata-kata khusus atau istilah yang berkaitan dengan fenomena yang dibahas, misalnya kata-kata teknis, ilmiah, atau budaya.
  • Menggunakan kalimat pasif, yaitu kalimat yang menempatkan pelaku di belakang atau tidak disebutkan sama sekali, misalnya “Gempa bumi disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik”.
  • Menggunakan kata hubung sebab-akibat, misalnya karena, akibatnya, sehingga, maka, oleh karena itu, dan lain-lain.

Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
  • Identifikasi fenomena atau pernyataan umum, yaitu bagian yang mengenalkan fenomena yang akan dijelaskan secara umum. Bagian ini biasanya menggunakan kata kopula seperti adalah atau ialah.
  • Rangkaian kejadian atau urutan sebab-akibat, yaitu bagian yang menjelaskan proses terjadinya fenomena dengan menunjukkan hubungan sebab-akibat antara kejadian-kejadian yang relevan. Bagian ini bisa terdiri dari beberapa paragraf tergantung pada kompleksitas fenomena yang dibahas.
  • Ulasan atau interpretasi, yaitu bagian yang berisi komentar atau penilaian penulis tentang simpulan atau konsekuensi dari kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini bersifat opsional dan tidak selalu ada dalam setiap teks eksplanasi.

Jenis-Jenis Teks Eksplanasi

Dalam praktiknya, teks eksplanasi memiliki beberapa jenis seperti penjelasannya berikut ini:
  • Teks eksplanasi sequential, yaitu jenis teks eksplanasi yang menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan suatu fenomena, seperti urutan daur hidup rantai makanan.
  • Teks eksplanasi faktorial, yaitu jenis teks eksplanasi yang menjelaskan secara rinci fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu fenomena, seperti penyebab dan dampak gempa bumi.
  • Teks eksplanasi kausalitas, yaitu jenis teks eksplanasi yang menjelaskan secara rinci hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih fenomena, seperti hubungan antara polusi udara dan pemanasan global.

Contoh Teks Eksplanasi

Banjir

Mendengar kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir dapat terjadi karena  alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.

Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi  berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.

Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan, dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.

Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.

Banjir memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat banjir tersebut terjadi di permukiman penduduk sehingga menyeret dan merusak apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini.

Penjelasan Struktur:

Sesuai dengan judulnya, teks di atas membicarakan mengenai fenomena alam, yaitu banjir yang kerap terjadi.Paragraf pertama merupakan struktur Pernyataan Umum, kamu dapat memahami fenomena banjir terjadi akibat alam atau perbuatan manusia.

Nah, pernyataan umum tersebut didukung oleh beberapa fakta yang menjadi penyebab banjir di paragraf 2 sampai 4, yang termasuk pada struktur Urutan Sebab Akibat. Fakta penyebab banjir ini diuraikan menjadi dua, yaitu penyebab alami banjir pada paragraf 2 dan penyebab banjir akibat faktor sosial di paragraf 3 dan 4.

Sementara itu, paragraf terakhir atau kelima yang merupakan struktur Interpretasi berisi tentang simpulan mengenai bencana banjir dan bagaimana kita harus menyikapinya.