Wawasan Wiyata Mandala
ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA
Wawasan adalah suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat. Wiyata berarti pendidikan. Mandala merujuk pada tempat atau lingkungan. Wiyata mandala adalah sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan. Unsur-unsur dari wiyata mandala adalah sebagai berikut:
- Sekolah merupakan lingkungan pendidikan.
- Kepala sekolah memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
- Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi).
- Warga sekolah, baik di dalam maupun di luar sekolah, harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru.
- Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.
SEKOLAH DAN FUNGSINYA
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM (Pendidikan Berbasis Masalah), di mana berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan ditanamkan dan dikembangkan. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk membina dan mengembangkan:
- Ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Pandangan hidup/kepribadian.
- Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya.
- Kemampuan berkarya.
FUNGSI SEKOLAH
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar, karena memiliki aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan, siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam suasana yang dinamis.
CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARAKAT BELAJAR
Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah:
- Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib.
- Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar, dan bekerja keras.
- Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
PRINSIP SEKOLAH
Sekolah sebagai Wiyata Mandala, selain harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah masuknya faham, sikap, dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat menimbulkan pertentangan antara sesama karena perbedaan suku, agama, asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi, serta perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri, melepaskan diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah itu berada. Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya serta mampu mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu, sekolah memiliki prinsip-prinsip berikut:
- Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Sekolah bukan hanya mencetak intelektual muda, tetapi juga menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan dan pengalaman tentang hidup.
- Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar di bawah bimbingan pendidik.
- Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi stakeholder-nya.
- Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa.
- Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi.
- Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain.
- Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak.
- Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri.
- Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society).
PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak boleh digunakan sebagai tempat:
- Ajang promosi/penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan dengan pendidikan.
- Lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
- Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang bertentangan dengan undang-undang.
- Propaganda politik/kampanye.
- Shooting film dan sinetron tanpa izin dari Pemerintah Daerah.
- Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan perselisihan sehingga membuat suasana sekolah tidak kondusif.
PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH
Dalam upaya meningkatkan ketahanan sekolah, perlu dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah berikut:
- Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi antara warga sekolah untuk mencegah sejak dini adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
- Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
- Melakukan koordinasi dengan Komite Sekolah dan pihak keamanan setempat untuk menjaga ketahanan sekolah.
- Mengadakan penyuluhan bagi orang tua dan siswa yang mengalami masalah.
- Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
- Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila, kepribadian sopan santun, dan berdisiplin.
- Pengembangan logika siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/informasi/penemuan para ahli.
- Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
- Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memimpin penyelenggaraan belajar mengajar, membina pendidik dan tenaga kependidikan, serta membina hubungan kerja sama dan peran serta masyarakat. Dalam melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, kepala sekolah perlu melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
- Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah.
- Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS, Komite Sekolah, tokoh masyarakat, serta pihak keamanan setempat.
- Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana prasarana) maupun perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara, dan sebagainya).
- Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang melibatkan kepala sekolah, pendidik, orangtua siswa, dan siswa.
- Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian, dan sebagainya.
MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala, perlu dilakukan upaya penanggulangan secara dini setiap permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya. Pelaksanaannya dilakukan secara terpadu, bertahap, dan berlanjut dengan tahapan sebagai berikut:
- Tahap Preventif: Upaya untuk meniadakan peluang terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah, melalui langkah-langkah seperti menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan sekolah, menciptakan suasana harmonis antara pendidik/staf dan siswa serta penduduk sekitar, membentuk jaringan pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan siswa, menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS, mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya, meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler, meningkatkan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/usai sekolah, dan sebagainya.
- Tahap Represif: Upaya untuk menindak siswa yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah. Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi mendamaikan pihak-pihak yang terlibat perselisihan, membatasi area tempat terjadinya aksi negatif, menetralisir isu-isu yang berkembang, berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila ada yang melanggar keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah, mengungkap keterlibatan pihak luar sekolah dalam kasus yang timbul, melibatkan ahli untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan, memberikan sanksi sesuai dengan tata tertib yang berlaku, dan sebagainya.
Dengan melaksanakan mekanisme ini, diharapkan dapat tercapai lingkungan sekolah yang kondusif dan berfungsi sesuai dengan prinsip Wiyata Mandala.
- Download PPT Materi MPLS Pengenalan Kurikulum Merdeka (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Pengenalan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Wawasan Wiyata Mandala (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Kesadaran Berbangsa dan Bernegara (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Pendidikan Karakter (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Tata Krama Siswa (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Belajar Efektif (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Disiplin Sekolah (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Kepramukaan (DISINI).
- Download PPT Materi MPLS Pembinaan Mental (DISINI).