Materi Biologi Kelas 10 Kurikulum Merdeka Bab 5 Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Berikut Rangkuman Keseluruhan Materi Biologi Kelas 10 Kurikulum Merdeka Bab 5 Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup yaitu sebagai berikut:
Saat ini, di sejumlah wilayah, terutama di perkotaan dan wilayah industri, penduduk kesulitan mendapatkan air bersih dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kehidupannya sehari-hari. Mengapa penduduk kesulitan untuk mendapatkan air bersih? Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran pada sumber-sumber air. Apa yang dimaksud dengan pencemaran? Pada bab ini, kita akan membahas keseimbangan dan perubahan lingkungan, jenis pencemaran, dan penyebab pencemaran, serta bagaimana cara menjaga lingkungan dan mengelola berbagai jenis limbah.
A. Keseimbangan dan Perubahan Lingkungan Hidup
Menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam ataupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya. Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, yaitu keseimbangan yang dapat mengalami perubahan, tetapi perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen-komponennya dan tidak menghilangkan suatu komponen tertentu.
1. Terdapat pola-pola interaksi yang berlangsung secara proporsional
2. Lingkungan homeostasis
3. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami
4. Memiliki daya dukung lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan lingkungan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Faktor penyebab perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor alam dan faktor manusia.
1. Faktor alam
Faktor alam, antara lain gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, dan kemarau panjang
2. Faktor manusia
Faktor manusia, antara lain pembakaran dan penebangan hutan, pembangunan industri dan permukiman, penambangan secara liar, sistem pertanian monokultur, dan pencemaran lingkungan (misalnya, akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan).
B. Pencemaran Lingkungan Hidup
Lingkungan menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun, berbagai aktivitas manusia menghasilkan limbah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik dan dibuang ke lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Terkadang limbah tersebut membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab pencemaran disebut polutan.
Pencemaran lingkungan adalah kondisi ketika suatu lingkungan terkontaminasi oleh zat-zat polutan yang melebihi ambang batas, sehingga menyebabkan penurunan kualitas atau daya dukung lingkungan serta mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemaran dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pencemaran udara, air, dan tanah. Di bawah ini, saya akan menjelaskan pengertian dan memberikan contoh dari masing-masing jenis pencemaran tersebut:
1. Pencemaran Udara:
Pencemaran udara terjadi ketika udara yang kita hirup terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya, seperti gas, partikel, atau bahan kimia yang berlebihan. Pencemaran udara dapat merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.
Contoh:
- Emisi kendaraan bermotor yang mengandung gas buang seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx).
- Pelepasan asap dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti industri dan pembangkit listrik, yang menghasilkan partikel-partikel kecil (PM2.5) yang dapat merusak paru-paru manusia.
- Pencemaran udara dalam bentuk ozon troposferik (ozon permukaan) yang membentuk kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Pencemaran Air:
Pengertian: Pencemaran air terjadi ketika air permukaan atau air tanah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya seperti limbah industri, pertanian, atau domestik. Pencemaran air dapat membahayakan organisme air dan manusia yang mengandalkan sumber air tersebut.
Contoh:
- Pencemaran sungai oleh limbah industri yang mengandung bahan kimia beracun seperti logam berat (misalnya, timbal, merkuri).
- Pencemaran air laut oleh minyak mentah akibat tumpahan minyak dari kapal tanker atau platform minyak.
- Pencemaran air oleh limbah pertanian, seperti pupuk dan pestisida, yang dapat menciptakan "dead zone" di perairan akibat algal bloom berlebihan.
3. Pencemaran Tanah:
Pencemaran tanah terjadi ketika tanah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia beracun atau limbah yang dapat merusak kesuburan tanah atau membahayakan makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
Contoh:
- Pencemaran tanah oleh limbah industri yang mengandung bahan beracun seperti pestisida, logam berat, atau senyawa organik berbahaya.
- Pencemaran tanah oleh tumpahan minyak atau bahan bakar dari tangki penyimpanan yang bocor.
- Pencemaran tanah oleh limbah domestik atau tumpahan limbah kimia yang dapat merusak lapisan tanah produktif.
4. Pencemaran Bunyi (Noise Pollution):
Pencemaran bunyi terjadi ketika lingkungan terpapar oleh tingkat kebisingan yang mengganggu. Ini adalah jenis pencemaran yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kehidupan liar.
Contoh:
- Kebisingan lalu lintas yang tinggi di perkotaan akibat suara kendaraan bermotor.
- Suara industri yang berlebihan yang dapat merusak pendengaran pekerja.
- Bunyi pesawat terbang di daerah penerbangan yang padat.
Pencemaran dalam berbagai bentuk ini merupakan tantangan serius bagi kualitas lingkungan dan kesehatan manusia. Upaya pengendalian dan mitigasi pencemaran sangat penting untuk melindungi ekosistem dan kehidupan manusia di seluruh dunia.
C. Akumulasi Bahan Pencemar dalam Rantai Makanan
Bahan pencemar yang sulit atau tidak dapat terurai di lingkungan dapat masuk dalam tubuh organisme dan berpindah dari satu organisme ke organisme lain melalui rantai makanan atau jaring-jaring makanan.
Akumulasi terbanyak terdapat pada tingkatan trofik paling tinggi. Proses peningkatan akumulasi bahan pencemar pada tingkatan trofik melalui rantai makanan disebut biomagnifikasi.
D. Penanganan Limbah
Penanganan limbah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengelola, mengurangi, dan memproses limbah agar tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Limbah dapat berupa cair, padat, atau gas, dan dalam beberapa kasus, limbah dapat berisi bahan berbahaya dan beracun (B3). Berikut adalah penjelasan dan contoh dari empat jenis penanganan limbah yang umum:
1. Penanganan Limbah Cair:
Penanganan limbah cair adalah proses mengelola limbah yang berbentuk cair, seperti air limbah domestik, limbah industri, atau limbah kimia yang larut dalam air.
Contoh:
- Pengolahan air limbah komunal di pabrik pengolahan air limbah (IPAL) sebelum dibuang ke sungai atau laut.
- Pengolahan limbah cair industri seperti pengendapan, filtrasi, atau perlakuan kimia untuk menghilangkan polutan.
- Pembersihan air hujan dari permukaan jalan atau area parkir sebelum dibuang ke saluran drainase.
2. Penanganan Limbah Padat:
Penanganan limbah padat melibatkan pengelolaan limbah yang berbentuk padat, seperti sampah rumah tangga, limbah konstruksi, atau limbah industri padat.
Contoh:
- Pengumpulan dan pemilahan sampah rumah tangga di tempat pembuangan sampah (TPS) sebelum dibawa ke tempat pengolahan atau pengolahan lebih lanjut.
- Pemilahan limbah konstruksi seperti beton, kayu, atau logam untuk daur ulang atau pengolahan khusus.
- Pengomposan limbah organik untuk menghasilkan pupuk kompos.
3. Penanganan Limbah Gas:
Penanganan limbah gas melibatkan pengendalian emisi gas berbahaya atau beracun ke atmosfer dari proses industri, pembakaran, atau kegiatan lainnya.
Contoh:
- Penggunaan peralatan pengendali polusi udara seperti scrubber atau precipitator elektrostatik di pabrik-pabrik untuk menghilangkan polutan gas sebelum dilepaskan ke udara.
- Penyaringan gas buang kendaraan bermotor menggunakan katalis konverter untuk mengurangi emisi gas beracun seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida.
- Pemantauan dan pengendalian emisi gas rumah kaca dari industri energi fosil untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
4. Penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3):
Penanganan limbah B3 melibatkan manajemen limbah yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya atau beracun bagi manusia dan lingkungan.
Contoh:
- Penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan aman limbah kimia berbahaya seperti limbah medis berpotensi infeksius atau limbah elektronik yang mengandung bahan beracun seperti timbal, merkuri, atau kadmium.
- Penggunaan tanda peringatan, wadah khusus, dan prosedur pengolahan yang aman untuk mengendalikan limbah B3 di fasilitas medis atau laboratorium.
- Pelatihan pekerja dalam penanganan dan pembuangan limbah B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Penanganan limbah yang efektif sangat penting untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Pemilahan, pengolahan, dan pemusnahan limbah harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku untuk mengurangi dampak negatif dari limbah terhadap ekosistem dan masyarakat.
E. Dinamika Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan populasi yang saling berinteraksi dalam suatu ekosistem. Perubahan komunitas dapat terjadi secara siklis maupun nonsiklis.
Perubahan komunitas siklis terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya. Contohnya, perubahan komunitas selama musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim penghujan, jumlah serangga dan katak lebih banyak daripada saat musim kemarau.
Perubahan komunitas nonsiklis adalah perubahan komunitas yang terjadi secara drastis dengan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen. Perubahan nonsiklis terkadang hanya dapat dilihat setelah beberapa tahun, atau bahkan hingga lebih dari satu abad. Perubahan nonsiklis berkaitan dengan nilai sejarah, misalnya evolusi, migrasi, dan punahnya beberapa spesies tertentu.
Suksesi
Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang berlangsung secara lambat dan teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu arah hingga terbentuk komunitas yang lebih kompleks. Proses suksesi akan berakhir setelah mencapai komunitas yang stabil (komunitas klimaks).
Suksesi primer adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas asal hilang secara total atau tidak ada lagi kehidupan.
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total.
F. Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Lingkungan
Adaptasi terhadap perubahan lingkungan merupakan penyesuaian diri terhadap kondisi perubahan lingkungan yang terjadi, sedangkan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk menanggulangi, mengurangi, dan memperkecil risiko/dampak perubahan lingkungan, serta memulihkan kondisi lingkungan yang telah berubah.
Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan lingkungan adalah dua pendekatan yang berbeda dalam menghadapi perubahan lingkungan, terutama perubahan iklim. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, tetapi keduanya penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan melindungi keberlanjutan planet kita. Berikut penjelasan dan contoh untuk masing-masing konsep:
1. Adaptasi terhadap Perubahan Lingkungan:
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap kondisi perubahan lingkungan yang terjadi. Ini adalah respons terhadap perubahan yang sudah terjadi atau diproyeksikan untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan kemampuan kelangsungan hidup di lingkungan yang berubah.
Contoh:
- Penyesuaian pertanian: Petani di daerah yang mengalami peningkatan suhu dan kekeringan dapat beralih ke tanaman yang lebih tahan kekeringan atau mengubah jadwal tanam untuk menghindari musim kering yang lebih panjang.
- Pembangunan tanggul laut: Kota-kota pesisir yang terancam oleh naiknya permukaan laut dapat membangun tanggul dan infrastruktur pertahanan untuk melindungi wilayah mereka dari banjir akibat naiknya permukaan laut.
- Penyesuaian hewan: Beberapa spesies hewan dapat bergerak ke wilayah yang lebih tinggi atau lebih dingin saat suhu meningkat untuk mencari habitat yang lebih sesuai.
2. Mitigasi terhadap Perubahan Lingkungan:
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk menanggulangi, mengurangi, dan memperkecil risiko atau dampak perubahan lingkungan, terutama perubahan iklim. Ini mencakup tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan meminimalkan kerusakan lingkungan.
Contoh:
- Penggunaan energi terbarukan: Beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroelektrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.
- Pengelolaan hutan berkelanjutan: Melakukan pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan penyerapan karbon dari atmosfer oleh hutan.
- Pengembangan transportasi berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti transportasi umum, sepeda, atau mobil listrik untuk mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor.
Pentingnya adaptasi dan mitigasi adalah bahwa perubahan lingkungan dan perubahan iklim terus berlanjut, dan kita perlu menghadapinya dengan cara yang berimbang. Adaptasi membantu kita bertahan dalam kondisi yang berubah, sementara mitigasi berusaha untuk mengurangi laju perubahan itu sendiri. Kedua pendekatan ini diperlukan agar kita dapat menghadapi tantangan perubahan lingkungan dan iklim yang semakin kompleks dan berdampak pada kesejahteraan manusia dan ekosistem di seluruh dunia.