Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diskusi 3 Evaluasi Program Pendidikan

Apabila Anda adalah seorang Kepala Sekolah Dasar A yang akan mengevaluasi program inklusi menggunakan model CIPP, jelaskan:

  1. Bila  Anda hanya diminta melakukan  evaluasi salah satu dari keempat komponen CIPP (Konteks, Input, proses atau Produk saja), evaluasi komponen yang manakah  yang akan Anda pilih? Jelaskan alasannya.
  2. Selanjutnya, berikan tanggapan terhadap jawaban Diskusi salah seorang teman mahasiswa dan jelaskan mengapa Anda setuju/tidak setuju dengan pendapat teman tersebut. 

Jawaban:

Pendidikan inklusi adalah sebuah konsep atau pendekatan dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk memperhatikan kebutuhan psikologis dan fisik dari seluruh anak, tanpa terkecuali. Dengan menerapkan konsep ini, maka anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat memperoleh pendidikan yang setara dengan yang diterima oleh anak-anak lainnya (Tarmansyah, 2007). Selain itu, konsep inklusi menurut Tarmansyah (2007) juga mempromosikan hal-hal yang positif dan memberikan motivasi bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk terus berkembang dan memperoleh pengalaman dalam lingkungan yang sama dengan anak-anak lainnya. Melalui konsep inklusi, semua siswa yang mengalami hambatan di dalam belajar dapat memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kurikulum yang sama dengan siswa lainnya di kelas reguler. Sesuai denga Permendiknas No 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif, program pendidikan inklusif memiliki tujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses, berpartisipasi, dan berkembang dalam Pendidikan.

Seperti halnya dengan program Pendidikan umum lainnya, evaluasi juga diperlukan dalam Pendidikan Inklusi untuk mengukur sejauh mana program tersebut berjalan dengan baik. Menurut Retnawati dan Mulyatiningsih (2019), evaluasi merupakan proses yang digunakan untuk menentukan apkah rancangan dan pelaksanaan program sudah efektif, dan dampak peningkatan sudah tercapai.

Salah satu model evaluasi yang bisa digunakan untuk melakukan evaluasi program Pendidikan iklusi adalah model evaluasi CIPP. Model evaluasi CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam dan merupakan singkatan dari Context, Input, Process, dan Product. Keempat kata tersebut merupakan sasaran evaluasi dan merupakan komponen dari program kegiatan. Menurut Stufflebeam (dalam Ananda & Rafida, 2017), model ini memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem, dengan keunikan pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi, yaitu tahap konteks, masukan, proses, dan produk.

Stufflebeam (dalam Ananda & Rafida, 2017) melihat bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program. Oleh karena itu, tujuan evaluasi dalam model CIPP adalah untuk penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif, membantu audience dalam menilai dan mengembangkan manfaat program pendidikan atau obyek, serta membantu pengembangan kebijakan dan program.

Model CIPP ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Dalam hal ini Stufflebeam (dalam Ananda & Rafida, 2017) melihat tujuan evaluasi sebagai:

  • Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif.
  • Membantu audience untuk menilai dan mengembangkan manfaat pendidikan atau obyek.
  • Membantu pengembangan kebijakan dan program.

Menurut Ananda & Rafida (2017) empat aspek dalam model evaluasi CIPP yaitu context, input, process, dan output membantu pengambil keputusan untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai:

1)   Apa yang harus dilakukan (What should we do?) mengumpulkan dan menganalisa need assessment data untuk menentukan tujuan, prioritas dan sasaran.

2)   Bagaimana kita melaksanakannya (How should we do it?) sumber daya dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan dan mungkin meliputi identifikasi program eksternal dan material dalam mengumpulkan informasi.

3)   Apakah dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it as planned?) Ini menyediakan informasi bagi pengambil keputusan tentang seberapa baik program diterapkan. Dengan secara terus-menerus monitoring program, pengambil keputusan mempelajari seberapa baik pelaksanaan telah sesuai petunjuk dan rencana, konflik yang timbul, dukungan staff dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan permasalahan penganggaran.

4)   Apakah berhasil (Did it work?); Dengan mengukur outcome dan membandingkannya pada hasil yang diharapkan, pengambil-keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan sama sekali.

Maka dapat disimpulkan bahwa empat komponen model evaluasi CIPP sebagai berikut:

·       Konteks: Evaluasi pada komponen Konteks melibatkan analisis terhadap konteks sosial, politik, dan budaya di mana program inklusi dijalankan, dengan tujuan untuk menjamin kesesuaian program inklusi dengan konteks dan kebutuhan masyarakat.

·       Input: Evaluasi pada komponen Input berfokus pada penilaian rencana, strategi, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program inklusi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program inklusi memiliki sumber daya yang memadai dan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan inklusi.

·       Proses: Evaluasi pada komponen Proses melihat bagaimana program inklusi dijalankan dan diimplementasikan dalam praktiknya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program inklusi dijalankan secara efektif dan sesuai dengan rencana dan strategi yang telah disusun pada tahap Input.

·       Produk: Evaluasi pada komponen Produk melihat hasil atau produk akhir dari program inklusi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program inklusi telah berhasil mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan manfaat yang baik bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

Oleh karena itu, model evaluasi CIPP bisa diterapkan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan Pendidikan inklusi telah dilakukan secara akurat dan cermat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Bila  Anda hanya diminta melakukan  evaluasi salah satu dari keempat komponen CIPP (Konteks, Input, proses atau Produk saja), evaluasi komponen yang manakah  yang akan Anda pilih? Jelaskan alasannya.

Dalam hal ini, untuk melakukan evaluasi salah satu dari keempat komponen CIPP, maka komponen Proses menjadi pilihan untuk dilakukan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita dapat mengetahui sejauh mana program inklusi telah dijalankan dan diimplementasikan dengan efektif dalam praktiknya. Saya juga dapat menilai apakah program inklusi telah dijalankan sesuai dengan rencana dan strategi yang telah disusun pada tahap Input. 

Selain itu, evaluasi Proses akan membantu saya mengidentifikasi hambatan atau kendala yang muncul selama pelaksanaan program inklusi dan mencari solusinya. Dalam melakukan evaluasi Proses, saya juga dapat memperoleh masukan dan umpan balik dari guru, siswa, orangtua, dan staf pendukung lainnya yang terlibat dalam program inklusi, sehingga saya dapat melakukan perbaikan pada program inklusi di masa depan.

Menurut Arni dkk (2021), dalam model evaluasi CIPP, komponen proses bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang tahapan mana program telah mencapai, apakah sesuai dengan rencana atau memerlukan perbaikan lebih lanjut. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana (Arikunto dalam Ananda & Rafida, 2017), pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada untuk evaluasi proses menurut Stufflebeam sebagai berikut:

a.   Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

b.   Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?

c.    Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?

d.   Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?

Maka dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa dengan evaluasi proses, kepala satuan Pendidikan beserta pendidik dan Lembaga terkait bisa melakukan peninjauan terhadap implementasi rencana yang telah disusun pada tahap praktik pelaksanaan program pembelajaran, khususnya pada kegiatan belajar mengajar. Dengan melakukan evaluasi ini, maka kepala satuan Pendidikan dan guru dapat mendeteksi dan mengetahui capaian prestasi siswa dengan kebutuhan khusus setelah mengikuti program pembelajaran tersebut. Namun untuk sempurnya model evaluasi CIPP pada pendidikan inklusi tentunya harus mengikuti empat tahapan atau komponen evaluasi sesuai dengan nama dari model CIPP yaitu  melalui empat tahapan, evaluasi konteks, input, proses dan produk.

Referensi:

Ananda, R. & Rafida, T. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Perdana Publishing.

Arni, I. H., Gunawan, G., Fatwa, B., & Sentoso, I. (2021). Kegunaan Model CIPP dalam Evaluasi Pendidikan Inklusi. MASALIQ1(3), 164-175. https://doi.org/10.58578/masaliq.v1i3.60

Permendiknas No 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif.

Retnawati, Heri dan Mulyatiningsih, Endang. 2019. Buku Materi Pokok MIPK5301/3SKS/Modul 1-9: Evaluasi Program Pendidikan. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka

Tarmansyah. 2007. Inklusi Pendidikan Untuk Semua. Jakarta: Depdiknas.