Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Keterlibatan Aktif dan Konstruksi Kreatif di Pendidikan Dasar


Perhatikan Langkah-langkah pembelajaran Siswa kelas 2 SD berikut!
  1. Siswa menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam mengikuti proses pembelajaran 
  2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya
  3. Siswa mengamati contoh donat, puding yang disajikan oleh guru pada power point yang ditayangkan melalui LCD 
  4. Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait gambar cerita yang ditayangkan 
  5. Siswa menyimak tayangan vidio tentang praktik membuat kartu pecahan pada power point 
  6. Siswa menyimak petunjuk atau rambu-rambu dalam menyusun produk pembuatan kartu pecahan
  7. Siswa menyusun langkah-langkah praktek membuat pecahan dalam LKPD yang telah disiapkan 
  8. Guru memonitoring kegiatan siswa dalam menyelesaikan proyek (membuat kartu pecahan) dan melakukan penilaian
  9. Siswa mempresentasikan perkembangan proyek yang dibuatnya bersama kelompok
  10. Setelah semua siswa melakukan presentasi terhadap kartu pecahan, siswa menyimpulkan cara bentuk-bentuk pecahan, mengurutkannya dan membandingkannya 
Berdasarkan tahapan pembelajaran tersebut, selanjutnya Anda analisis berdasarkan teori belajar konstruktivisme dilihat dari segi: 
a) prinsip belajar; 
b) implikasi dan aplikasi dalam pembelajarannya!

Jawaban:

Haerullah & Hasan (2017) mengungkapkan bahawa siswa perlu dilatih untuk terbiasa melakukan pemecahan masalah dan mencari pengetahuan yang bermanfaat baginya, artinya siswa haruslah melakukan konstruksi akan pengetahuan dalam benak mereka sendiri. Sejalan dengan Herliani dkk (2021) mengungkapkan bahwa pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajarannya lebih ditekankan kebebasan dan proses mencari pengetahuan. 

Dan Glasersfeld (dalam Herliani dkk, 2021) juga menyampaikan bahwa teori behovirosme adalah teori dimana para siswa menyerap dan mendapatkan pengetahuan sendiri. Menurut Piaget (dalam Yuberti, 2014) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah buatan manusia yang dibentuk atau dibanguan berdasar pengalaman mereka sendiri, serta berproses secara terus menerus. 

Maka dapat disimpulkan dalam konstruktivisme peserta didik sendiri yang aktif dalam mengembangkan pengetahuan, dan teori ini yang lebih menekankan pada proses daripada hasil.

a. Maka berdasarkan dari tahapan pembelajaran yang terdapat di soal, adapun prinsip belajar yang bisa dianalisis adalah sebagai berikut:

Prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme tersebut dapat kita sesuaikan dengan yang disampaikan Brooks dan Brooks (dalam Suciati, 2019) yaitu sebagai berikut:
  1. Topik yang dibahas dalam pembelajaran haruslah relevan, dalam arti guru bisa menfasilitasi peserta didik supaya bisa membangun makna dari topik yang diajarkan. Memang tidak semua siswa tertarik untuk mempelajari topik yang diajarkan guru, namun guru bisa membantu siswa membangun pemahaman terhadap topik yang diajarkan.
  2. Pembelajaran disajikan secara terstruktur, artinya diberikan dalam bentuk masalah, pertanyaan, serta situasi dari sebuah fenomena dari topik yang dibahas.
  3. Guru harus menemukan dan menilai pandangan siswa, dan berdasarkan hal tersebut guru bisa melakukan berbagai penyesuaian terhadap materi yang dibahas.
  4. Materi dan topik yang diajarkan sesuai dengan kurikulum dan tentuny sesuai dengan kemampuan peserta didik.
  5. Guru bisa mengukur proses serta hasil belajar (respons) peserta didik pada konteks mengajar, artinya bisa menfasilitasi peserta didik menjadi kreatif dalam bertanya, mengamati, menyiapkan bahan-bahan, hingga bisa menyimpulkan sendiri topik yang mereka bahas.
Jadi secara kontruktivisme, prinsip-prinsip pembelajaran yang terdapat dalam soal tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut:
  1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri dalam proses pembelajaran melalui kreatifitas peserta didik dan bantuan guru dalam menfasilitasi dan mendampingi mereka.
  2. Pengetahuan tersebut tidak berpindah begitu saja ke peserta didik, kecuali dari kreatifitas mereka dalam mengkonstruksi pemahaman terhadap topik yang diajar.
  3. Peserta didik terlibat aktif dan kreatif dalam mendapatkan dan membangun pemahamannya melalui penyaiapan bahan secara mandiri, aktif melakukan tanya jawab, aktif mengamati contoh materi dan topik yang dibahas, menyiapkan langkah-langkah pembuatan proyek penugasan dengan pendampingan guru, mempresentasikan hasilnya serta menyimpulkan akhir materi atau topik yang dibahas. 
  4. Dalam hal ini guru berperan aktif sebagai mediator, fasilitator dan membantu peserta didik menyediakan sarana, serta menkondisikan agar peserta didik bisa membangun pemahaman terhadap konsep-konsep topik yang dibahas.
b. Implikasi dan aplikasinya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Menurut Herliani dkk (2021) menyimpulkan implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran dari teori konstruktivisme adalah:
  1. Adapun tujuan yang diharap berdasar teori konstruktivism yaitu memberikan hasil berupa peserta didik yang punya kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
  2. Kurikulum dibuat dengan situasi dan kondisi yang tepat, sehingga terbentuk situasi dimana pengetahuan baru bisa diserap (konstruksi) oleh peserta didik, dan pemecahan masalah melalui kelompok belajar dengan menganalisa topik yang dibahas.
  3. Para siswa (peserta didik) diharapkan aktif dan menemukan cara belajarnya yang sesuai bagi mereka.
Maka dapat kita simpulkan terdapat beberapa implikasi dan aplikasi konstruktivisme yang relevan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
  1. Dalam pembelajaran, pendidik tidaklah lansung memberikan informasi terkait topik, melainkan belajar akan terjadi jika mereka langsung berhadapan dengan objek pembelajaran dan melakukan kreatifitas lainnya dalam menyerap informasi.
  2. Proses belajar bisa berjalan sesuai harapan jika pendidika dapat merancang serta membuat pengalaman belajar yang dapat meransang kemampuan kognitif mereka untuk berfikir, dan melakukan aktivitas dalam berinteraksi untuk membangun pengetahuan baru.
  3. Materi yang disajikan hendaknya relevan serta sesuai dan cocok dengan kemampuan peserta didik
  4. Memberi mereka (siswa) kesempatan dan kebebasan untuk bereksplorasi terhadap topik masalah serta pemecahannya baik dilakukan secara individu maupun dengan kelompok belajar, agar proses penyerapan pengetahuan baru berjalan optimal. 
  5. Pendidik membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mengklasifikasikan, melakukan analisa, serta membuat interpretasi, serta menyimpulkan topik yang dibahas.
  6. Pendidik membantu peserta didik dalam pemecahan masalah sehingga meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi dalam mengembangkan pengetahuan dan penyelesaian tugas yang diberikan.
  7. Melakukan monitoring dan membantu peserta didik baik secara individu dan kelompok.
  8. Dan pendidik atau guru mampu memberikan peserta didik untuk bertanya, diskusi, melakukan penyiapan bahan dan melakukan praktek berdasarkan pengamatannya, serta memaparkan hasil yang dipelajari dan menyimpulkan baik secara individu maupun dalam berkelompok agar terbentuk pengetahuan baru dari proses pembelajaran tersebut, dan evaluasi terhadap hasil yang mereka dapatkan dengan memberikan feedback dan review.
Dan kita bisa mengelaborasikan aplikasi pembelajaran konstruktivisme dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
  1. Melakukan pendahuluan, dimana pendahuluan pembelajaran dilakukan berupa menyampaikan tujuan dan manfaat topik yang diajarkan serta bentuk penugasan dan memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam menyelesaikan tugas dan membangun pemahamaan materi yang dipelajari.
  2. Melakukan kegiatan inti yang terdiri dari:
    • Elisitasi, yaitu memberi mereka (peserta didik) kesempatan penuh guna mengungkapkan ide-ide atau pemikiran serta gagasan tentang topik yang dibahas, baik melalui tanya jawab, diskusi, pengamatan terhadap contoh yang diberikan, dan mengumpulkan informasi tentang topik tersebut.
    • Rekonstruksi ide, yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik dalam menyempurnakan konstruksi pemahamannya dari topik yang dikaji dari proses pembelajaran seperti diskusi, tanya jawab, menggali informasi lainnya yang terkait topik, sehingga mereka dapat menyimpulkannya sendiri.
    • Menggunakan ide baru, yaitu ide baru terbentuk oleh peserta didik yang akan diterapkan dalam penugasan bahkan dalam situasi apapun diluar penugasan sehingga mereka bisa membangun pengetahuan tersebut.
    • Melakukan kegiatan penutup, yaitu monitoring, review terhadap proses yang mereka lakukan selama pembelajaran dan memaparkan serta menyimpulkan topik yang dibahas. 
Referensi:
  • Haerullah. A & Hasan. S. 2017. Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: CV Lintas Nalar
  • Herliani, Boleng, D.T, Maasawet. E.T. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha.
  • Suciati, dkk. 2019. Materi Pokok Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
  • Yuberti. 2014. Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahasa Ajar dalam Pendidikan. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA)