Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendekatan Mastery Learning dalam Rencana Pembelajaran Semester


Cermati kasus berikut.

Seorang guru menyusun perencanaan pembelajaran 1 semester dengan menetapkan standar ketuntasan dari program pembelajaran yang diberikan dalam satu semester. Guru berorientasi pada hasil kerja yang ditunjukkan oleh setiap siswa secara individu. Guru mengamati dan mendata setiap kemajuan yang ditunjukkan oleh siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing hingga dapat mencapai standar yang telah ditentukan. kemajuan belajar siswa di dalam kelas bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari kasus di atas, coba analisis pendekatan belajar apa yang diterapkan oleh guru tersebut dan jelaskan kerugiannya berdasarkan karakteristiknya. Bagaimana kemungkinan penerapan pendekatan pembelajaran tersebut di sekolah Anda?

Jawaban:

Dari kasus tersebut, pendekatan belajar yang diterapkan guru tersebut menurut saya adalah pendekatan Mastery Learning. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hal-hal berikut:

  • Guru tersebut menetapkan standar ketuntasan dari program pembelajaran yang diberikan dalam satu semester. 
  • Guru berorientasi pada hasil belajar peserta didik secara individu.
  • Guru mengamati dan mendata setiap kemajuan yang ditunjukkan oleh siswa yang berarti peserta didik dianggap mampu menyelesaikan pembelajarannya dan harus tuntas, dan 
  • Guru memberikan kesempatan peserta didik belajar sesuai kecepatan mereka masing-masing dengan kebutuhan waktu dan kemajuan yang berbeda atau bervariasi

Sebagaimana penjelasan dari Bloom dalam Suciati dkk (2019), bahwa mastery learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang focus pada penguasaan terhadap bahan pelajaran yang dipelajari. Suciati dkk (2019) juga menegaskan bahwa dalam mastery learning peserta didik diberi peluang untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing serta dapat meningkatkan penguasaan pembelajarannya. 

Maka dalam pendekatan mastery learning, semua peserta didik diharapkan menguasai secara tuntas materi atau unit pembelajaran yang diberikan, dengan catatan mereka diberi cukup waktu guna penguasaan pembelajaran tersebut, meskipun dengan kemampuan dan kebutuhan waktu yang berbeda. 

Menurut Arikunto (2010), mastery learning adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bertujuan agar semua siswa mencapai tingkat penguasaan tertentu dalam satu unit pelajaran. Purwanto (2012) menyatakan bahwa mastery learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mensyaratkan agar semua siswa mencapai tingkat penguasaan tertentu dalam satu unit pelajaran.

Suciati dkk (2019) menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran tuntas atau mastery learning menganut pendekatan individual, yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensinya masing-masing secara optimal.

Sementara itu, Herliani dkk (2021) juga menegaskan bahwa konsep pendekatan mastery learning merupakan  konsep pendekatan individual dapat diharapkan kepada masing-masing anak didik dengan tingkat penguasaan pembelajaran yang optimal dengan pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.

Referensi:

  • Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Herliani, Boleng, D.T, Maasawet. E.T. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha.
  • Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Suciati, dkk. 2019. Materi Pokok Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka